Senin, 03 Juni 2013

Celengan Dua Kucing


 Celengan Dua Kucing

 Pagi ini terbangun dengan pandanga kosong memandang sosok yang telah pergi untuk selamanya. Ya itu adalah pilihan muntak yang harus aku hadapi, pagi ini dengan tatapan kosong mengingat sebuah celengan yang slalu di isi dengan koin, kini celengan itu tidak akan berisi koin-koin lagi karena sang pengisi koin telah pergi untuk selamanya.


 Sebuah celengan berwarna hijau tua terbuat dari plastik yang berbentuk dua kucing sedang tidur di dalam keranjang, ya celengan yang sudah dua kali dibongkar isinya tapi masih layak untuk di gunakan. Selalu menabung sedikit demi sedikit untuk seorang anak gadisnya yang sedang menuntut ilmu, ya anak gadisnya yang sangat ia sayangi dan ia meletakkan impiannya dan semua harapannya pada anak gadis satu-satunya yang slalu menjadi hal pertamanya untuk mengumpulkan pundi-pundi uang koin.  Masih segar dibenak ketika kami membuka celengan itu untuk pertama kalinya ketika setamat Sekolah Dasar untuk bekal melanjut ke SLTP, rasa bahagia dan kepuasaan saat menghitung koin demi koin yang ia tabung untuk anak gadisnya yang sangat ia sayang. Koin itu dia hitung berkali kali agar tidak keliru, senyum mengembang di bibirnya ketika koin-koin itu telah terkumpul dan di masukkan ke dalam kantong-kantong plastik gula putih yang telah penuh, “cukup untuk biaya mendaftar sekolah “ katanya dengan senyum yang tak putus-putus dari bibirnya.


 Menabung dan menabung itulah yang ada dalam benaknya, dia slalu menyisihkan koin-koin yang ada di saku celananya. Hingga saat kelulusan sekolah SLTP pun berahir tapi tabungan itu belun juga penuh tapi tabungan itu masih tetap berlanjut, berlanjut hingga anak gadisnya mencapai sekolah yang paling tinggi. Tapi kini celengan dua kucing itu mungkin tidak akan pernah berisi lagi, karena sang pengisi koin telah pergi meninggalkan anak gadis nya untuk selamanya, tidak ada lagi yang memasukkan koin ketika akan tidur. Menyisihkan hanya koin-koin untuk celengan dua kucingnya itu. Kini celengan dua kucing itu akan kosong sekosong hati anak gadisnya yang ia tinggalkan.

Rasa Rindu yang Kian Tak Berujung :)