Celengan Dua Kucing
Celengan Dua Kucing
Pagi ini terbangun dengan
pandanga kosong memandang sosok yang telah pergi untuk selamanya. Ya itu adalah
pilihan muntak yang harus aku hadapi, pagi ini dengan tatapan kosong mengingat
sebuah celengan yang slalu di isi dengan koin, kini celengan itu tidak akan
berisi koin-koin lagi karena sang pengisi koin telah pergi untuk selamanya.
Sebuah celengan berwarna hijau
tua terbuat dari plastik yang berbentuk dua kucing sedang tidur di dalam
keranjang, ya celengan yang sudah dua kali dibongkar isinya tapi masih layak
untuk di gunakan. Selalu menabung sedikit demi sedikit untuk seorang anak
gadisnya yang sedang menuntut ilmu, ya anak gadisnya yang sangat ia sayangi dan
ia meletakkan impiannya dan semua harapannya pada anak gadis satu-satunya yang
slalu menjadi hal pertamanya untuk mengumpulkan pundi-pundi uang koin. Masih segar dibenak ketika kami membuka
celengan itu untuk pertama kalinya ketika setamat Sekolah Dasar untuk bekal
melanjut ke SLTP, rasa bahagia dan kepuasaan saat menghitung koin demi koin
yang ia tabung untuk anak gadisnya yang sangat ia sayang. Koin itu dia hitung
berkali kali agar tidak keliru, senyum mengembang di bibirnya ketika koin-koin
itu telah terkumpul dan di masukkan ke dalam kantong-kantong plastik gula putih
yang telah penuh, “cukup untuk biaya mendaftar sekolah “ katanya dengan senyum
yang tak putus-putus dari bibirnya.
Menabung dan menabung itulah yang
ada dalam benaknya, dia slalu menyisihkan koin-koin yang ada di saku celananya.
Hingga saat kelulusan sekolah SLTP pun berahir tapi tabungan itu belun juga
penuh tapi tabungan itu masih tetap berlanjut, berlanjut hingga anak gadisnya
mencapai sekolah yang paling tinggi. Tapi kini celengan dua kucing itu mungkin
tidak akan pernah berisi lagi, karena sang pengisi koin telah pergi
meninggalkan anak gadis nya untuk selamanya, tidak ada lagi yang memasukkan
koin ketika akan tidur. Menyisihkan hanya koin-koin untuk celengan dua
kucingnya itu. Kini celengan dua kucing itu akan kosong sekosong hati anak
gadisnya yang ia tinggalkan.
Rasa Rindu yang Kian Tak Berujung :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar