Senin, 30 Oktober 2017

Jejak Kenangan



 JEJAK KENGANGAN PERIHAL HUJAN


Masih tentang  hujan yang datang di hari dan pekan yang terahir di bulan  ini meninggalkan genangan air di sepanjang jalan yang dulu pernah kita lalui. 


Hujan selalu menghadirkan cerita yang berbeda saat datang, datang membawa kebahagiaan datang membawa kisah dan datang  membawa kenangan.

Sekarang jalan itu sudah berbeda, begitu kita juga  kita sudah berbeda. Kita tidak lagi melempar senyum,  kita tidak lagi mempermainkan kaki kita di bawah meja lagi, mempermainkannya dengan hati bahagia dengan senyum yang  malu-malu yang hanya kita yang tau di keramaian orang banyak, ya hanya kita yang tau.









Masih tentang hujan yang datang di hari dan pekan yang terahir di bulan ini, sekarang meja itu sudah berubah  posisinya. Begitu juga kita yang telah berubah .Meja itu sekarang terletak terongkok sendiri diantara dinding tembok yang tidak seperti dulu yang ditumpuk saling berdekatan saling menyatu di tengah ruangan sehingga kita bisa tersenyum malu-malu karena hanya kita yang tau kakimu menghampiri kakiku di keramaian banyak orang dan banyak nya meja yang ditumpuk sehingga kita leluasa bermain.



Masih tentang hujan yang datang di hari dan pekan yang terahir di bulan ini yang membawa kenangan.

Kenangan ya tetap kenangan , jadilah kenangan untuk ku seperti hujan yang tidak akan pernah berhenti turun kapan saja dan di mana saja.

Berdamai dengan waktu, berdamai dengan hati, berdamai dengan kenangan,  berdamai dengan hujan, dan perihal terahir  menikmati guyuran hujan yang turun, Masih berdamai dengan genanagan air yang tersisa dengan permainan yang menggembirakan hati berdamai dengan hujan tak selamanya hujan membawa badai.


Masih tentang hujan yang datang di hari dan pekan yang terahir di bualan ini, tentang berdamai dengan waktU.